Wanita, Islam, dan Feminisme

FSI FKUI, Wanita, Islam, Feminisme

Mungkin kita sudah sangat sering mendengar istilah feminisme. Feminisme seringkali dikaitkan dengan emansipasi, padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda. Emansipasi adalah suatu bentuk pembebasan terhadap perbudakan, menuntut hak-hak dasarnya terpenuhi. Seperti halnya RA Kartini yang memperjuangkan hak wanita untuk bersekolah dan memperjuangkan hak-hak sosial wanita yang tertindas pada zaman penjajahan. Sementara itu, feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara wanita dan pria.

Sebelum membahas posisi wanita di dalam Islam, terlebih dahulu kita bahas perbedaan fisik antara wanita dan pria, terutama dalam hal anatomi otak, sehingga menempatkan keduanya pada sisi psikologis yang berbeda.

Ilmuwan di dunia berpendapat bahwa terdapat setidaknya empat perbedaan pada otak wanita dan pria, yaitu segi kimia, stuktur, aktivitas, dan proses berpikirnya.

  1. Perbedaan kimia

Otak pria dan wanita sama-sama memproses senyawa neurokimia yang sama, tetapi dalam tingkat yang berbeda. Misalnya testosteron, merupakan senyawa kimia yang diproduksi dan membuat sifat seseorang menjadi lebih agresif dan oksitosin yang merupakan senyawa kimia untuk meningkatkan ikatan batin. Sebagai contoh, otak pria memproses lebih sedikit senyawa oksitosin daripada wanita, sehingga wanita lebih bisa merasakan ikatan batin terhadap suatu hal.

  1. Perbedaan struktur

Wanita memiliki hipokampus dengan area yang lebih luas, yaitu pusat mengingat manusia. Kondisi tersebut membuat wanita lebih mudah mengingat daripada pria, termasuk dalam hal sensorial, sehingga wanita lebih sulit melupakan sesuatu yang telah terjadi padanya.

Selain itu, pada proses perkembangan otak, wanita dan pria mengalami perkembangan yang berbeda. Wanita cenderung memiliki pusat verbal pada kedua hemisfer otaknya, kiri dan kanan, sementara pria hanya memilikinya pada hemisfer kiri. Hal tersebut membuat seorang wanita lebih mudah menjabarkan segala perasaan dan kejadian yang ia alami melalui kata-kata.

  1. Perbedaan aktivitas otak

Pada saat-saat tertentu, aliran darah menuju otak wanita terkonsentrasi pada bagian girus singulat, sehingga seringkali wanita merenungkan dan meninjau kembali setiap ingatan emosionalnya, daripada pria. Pria mungkin bisa saja melakukan hal yang sama, merefleksikan kembali setiap ingatan emosionalnya, tapi mereka cenderung tidak berlama-lama pada hal tersebut dan memilih mengerjakan sesuatu yang lain.

  1. Perbedaan proses

Komposisi white matter dan gray matter pada wanita dan pria cukup berbeda. Pria memiliki tujuh kali gray matter yang lebih banyak daripada wanita, sementara wanita memiliki sepuluh kali white matter yang lebih banyak. Hal tersebut membuat pria tidak menunjukkan banyak rasa peka terhadap orang lain atau lingkungannya ketika ia sudah terlibat dalam sebuah pekerjaan. Sementara itu, dengan komposisi white matter yang lebih banyak, wanita dapat beralih dari satu tugas ke tugas yang lain dengan lebih mudah. Tidak mengherankan bahwa wanita bisa bekerja multitasking.

Lantas, bagaimanakah Islam sebagai suatu agama memposisikan wanita?

  1. Islam amat memuliakan wanita, mengangkat derajatnya, dan menghargai hak-haknya

Sebelum Islam hadir, wanita adalah makhluk yang dianggap rendah. Dahulu, di Semenanjung Arab, bayi-bayi wanita yang lahir akan dianggap aib bagi keluarga, sehingga mereka akan dikuburkan hidup-hidup ketika lahir. Bangsa Romawi memberikan hak kepada seorang ayah atau suami untuk menjual anak atau istri mereka. Bangsa Yunani bahkan hanya menjadikan wanita sebagai sumber kesenangan. Ketika Islam hadir, Islam mengangkat derajat wanita. Banyak budak-budak wanita yang dibebaskan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau pada zaman kenabian, lantaran melihat perlakuan tanpa perikemanusiaan oleh majikan mereka sebelumnya.

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An Nisa [4]: 19)

Rasulullah saw. bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim: 3729)

  1. Dalam Islam, wanita dan pria sama

Tidak ada perbedaan antara wanita dan pria, jika seandainya mereka berbuat baik, maka akan sama-sama mendapatkan pahala, dan jika berbuat keji akan mendapat dosa.

“Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.” (QS. al-Mukmin: 40)

Tidak hanya soal pahala, setiap wanita dan pria juga sama wajibnya dalam hal menuntut ilmu, tiada yang lebih wajib atau tidak terlalu wajib.

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)

  1. Wanita dan pria sama-sama diberikan hak waris yang adil

“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ayah-ibu dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian dari harta peninggalan ayah-ibu dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisa`: 7)

Soal mengapa wanita hanya mendapatkan satu bagian, sementara laki-laki dua bagian, maka inilah keadilan yang sesungguhnya. Harta waris yang dimiliki laki-laki akan dipergunakan untuk menafkahi istri dan anaknya, sementara harta yang didapatkan oleh wanita akan sepenuhnya miliknya.

  1. Tidak hanya hak waris, hak-hak wanita telah diatur seimbang dengan kewajibannya

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi laki-laki, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah [2]: 228)

Segala sesuatu yang telah diatur sebagai hak wanita akan sepadan dengan kewajiban-kewajiban yang akan dilakukannya.

  1. Jilbab menjaga keindahan wanita, bukan mengungkungnya

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak wanitamu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzâb [33]: 59)

Sangat jelas, dari ayat di atas, kita dapat melihat bahwa fungsi utama jilbab adalah sebagai identitas seorang muslimah, agar dikenal dan tidak diganggu oleh pria manapun. Wanita diperintahkan mengenakan jilbab karena mereka terlalu indah, seperti mutiara yang harus terus dijaga keindahannya.

Hijab sama sekali tidak mengungkung wanita. Istri-istri rasulullah adalah contoh nyata bahwa dengan jilbab, wanita tetap bisa eksis di berbagai sektor. Khadijah, dengan jilbabnya tidak membuatnya menjadi seorang yang miskin, justru ia semakin sukses menjadi pebisnis. ‘Aisyah, dengan jilbab dan ketaatannya kepada Allah dan Rasulullah, sama sekali tidak membatasi gerak-geriknya, hingga ia menjadi ahli fiqh dan kedokteran. Bahkan Fatimah binti Rasulullah sejak dulu sudah menanamkan kepeduliaan kepada wanita-wanita di sekitarnya, agar mereka memiliki peran aktif di ruang publik. Tentu, untuk dapat menggerakkan wanita-wanita tersebut, ia harus memiliki ilmu dan hati yang cemerlang.

Lantas, apalagi yang harus digaung-gaungkan oleh pembela paham feminisme? Islam telah menjawab segalanya, bahwa wanita adalah manusia yang harus dimuliakan, diangkat derajatnya, dan diberikan hak-hak yang adil. Masa-masa kenabian Rasulullah saw adalah masa-masa paling jaya bagi hak-hak wanita. Maka, jika hari ini posisi wanita terpinggirkan dan perannya dianggap tidak begitu penting, itu semua hanyalah karena faktor politik, budaya, dan paham agama yang disempitkan dan dikonstruksikan sedemikian rupa, hingga membatasi peran-peran wanita di dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Wallahu’alam bish shawab.

REFERENSI

  1. https://www.psychologytoday.com/us/blog/hope-relationships/201402/brain-differences-between-genders
  2. https://muslim.or.id/9166-islam-menjaga-dan-memuliakan-wanita.html
  3. http://www.darussalaf.or.id/muslimah/surat-an-nisa-satu-bukti-islam-memuliakan-wanita/
  4. http://www.mirajnews.com/2017/07/islam-memuliakan-wanita.html
  5. https://www.femina.co.id/trending-topic/wanita-wanita-dalam-sejarah-islam

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *