“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,”
[QS Ali Imran: 190]
Salah satu cara untuk menambahkan kadar iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala adalah dengan menelaah kejadiaan terciptanya alam semesta, termasuk bumi di dalamnya. Sebab, penciptaan jagad raya ini adalah mahakarya, yang prosesnya rumit dan terperinci. Hanya sesuatu yang Maha Dahsyat Kuasa-Nya saja yang mampu mengatur sekian banyak kejadian dalam waktu yang sama supaya terjadi proses terciptanya semesta.
Siapakah itu? Tentu saja Dialah Allah: Zat Yang Patut untuk Disembah. Bagaimana jika masih ragu? Apa buktinya bahwa Allah adalah pencipta semesta, sehingga paling berkuasa dan pantas untuk disembah?
Yuk, simak fakta-fakta langit dan Bumi berikut!
- The Big Bang Theory
Teori Big Bang mungkin sudah cukup dikenal. Teori ini menyatakan bahwa jagad raya berasal dari satu titik, yang hingga saat ini pun belum terdefinisikan dengan pasti, yang disebut sebagai titik singularitas. Pada satu masa, titik tersebut meledakan dan memuntahkan semua materi yang dikandungnya. Hasil muntahan inilah yang menjadi asal muasal dari alam semesta, termasuk Bumi yang kita tinggali.
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?”
[QS. Al Anbiya: 30]Kenyataannya, inti dari teori Big Bang ini dapat dijumpai di dalam Al Quran. Langit yang dimaksud dalam ayat ini adalah alam semesta, yaitu planet-planet selain Bumi, bintang, asteroid, dan lain-lain. Seluruh benda-benda luar angkasa yang kini jaraknya jutaan kilometer atau lebih, dahulunya merupakan satu kesatuan dengan Bumi.
- The Expanding Universe
Melanjutkan teori Big Bang, tersebutlah The Hubble’s Law (dikemukakan oleh Edwin Hubble pada abad ke-20) yang menyatakan bahwa alam semesta ini mengembang. Setelah terjadi ledakan luar biasa yang disebut dalam teori Big Bang, setiap galaksi di alam semesta bergerak menjauhi satu sama lain. Sebagai gambaran, anggaplah galaksi di alam semesta ini sebagai titik-titik pada balon yang sedang ditiup: saling menjauhi antara satu dengan yang lainnya.
Menarik, hal ini juga ada di Al Quran!
“Dan Langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (mengembangkannya)”
[QS Adz Dzariyat: 47]- Gunung: Penjaga Tanah di Bumi
Litosfer adalah lapisan Bumi yang kita pijaki saat ini. Lapisan ini bersifat keras karena terdiri dari bebatuan, tetapi terbagi menjadi beberapa bagian (lempeng tektonik) dan mengambang di atas lapisan Bumi di bawahnya yang berupa likuid dengan densitas yang tinggi. Lempengan-lempengan tektonik ini senantiasa bergerak dan apabila saling menghantam, akan menimbulkan gempa bumi.
Pada abad ke-20, barulah diketahui bahwa gunung memiliki akar yang kedalamannya lebih jauh atau minimal sama dengan tingginya di permukaan. Dalamnya akar gunung ini yang diyakini oleh para ahli geologi sebagai salah satu faktor yang meminimalisasi pergerakan lempeng tektonik.
“Bukankah Kami telah menjadikan Bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?”
[QS An Naba: 6-7]Allah subhanahu wa ta’ala menyebut gunung sebagai pasak, yaitu sesuatu yang menahan. Dalam surah lain, yaitu QS Al Anbiya: 31 dan QS Fushshilat: 10, Allah menyebut gunung dengan “rawaasiya” yang artinya adalah rem atau jangkar. Cocok bukan, dengan fakta bahwa gunung adalah salah satu yang menahan pergerakan lempeng tektonik di Bumi?
- Datangnya Besi di Planet Ini
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pada masa-masa awal terbentuknya, Bumi pernah dihujani oleh asteroid yang kaya akan besi. Dari peristiwa ini, Bumi akhirnya memiliki besi. Dengan kata lain, besi yang kita kenal saat ini tidaklah terkandung di Bumi sejak awal terbentuknya, melainkan didatangkan dari tempat jauh, bahkan sangat tinggi nun jauh di sana.
Sesuai sekali dengan yang tertulis di dalam Al Quran tentang besi. Allah tidak menyebutkan “khalaqna” yang berarti “telah Kami ciptakan”, melainkan dengan “anzalna” yang artinya “telah kami turunkan”.
“…Dan Kami menurunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,…”
[QS Al Hadid: 25]- Proporsi Daratan dan Lautan
Bumi merupakan planet yang didominasi oleh air, sesuatu yang membedakannya dengan planet-planet lain, dan menjadikannya penuh dengan kehidupan. Dari keseluruhannya, 70% permukaan Bumi tertutupi oleh air dan 96,5% dari keseluruhan air di muka Bumi adalah berupa lautan. Barulah sisanya, yaitu 30%, diisi oleh daratan.
Mengenai hal ini, Allah subhanahu wa ta’ala menuliskannya dengan sangat tersirat dalam Al Quran. Melalui kajian linguistik matematis, ditemukan bahwa Allah SWT menyebutkan kata “daratan” sebanyak 6 kali sementara kata “lautan” sebanyak 19 kali. Kedua angka ini, jika dituliskan dalam bentuk rasio sederhana, akan berupa 6 : 19. Menariknya, jika rasio ini dibuat dalam bentuk persentase akan menjadi 24% : 76%, yang merupakan kisaran perbandingan antara daratan dan perairan di muka Bumi.
Hal ini bukanlah suatu kebetulan, sebab telah banyak kajian linguistik matematis yang membuktikan kbahwa struktur kalimat, jumlah kata-katanya, dan sebagainya di dalam Al Quran juga memiliki makna. Salah satunya adalah mengenai perbandingan air dan daratan di Bumi. Al Quran tidak hanya memiliki makna secara tertulis dan hal ini merupakan bukti dari Maha Cerdasnya Allah dalam menyusun Al Quran.
Semua fakta-fakta yang telah tersinkron dengan teori-teori dan temuan ilmiah dunia tersebut tertulis di dalam Al Quran, sebuah kitab berisi firmah Allah yang diturunkan pada ribuan tahun lalu dan terjamin kesamaan kontennya dengan terbitan di masa kini. Pada waktu Al Quran ini diturunkan, fakta/bukti ilmiah terkait hal-hal di atas tentu belum menjadi pengetahuan manusia. Hal ini juga menegaskan bahwa tulisan-tulisan di Al Quran bukanlah berasal dari manusia. Lantas, dari siapa?
Jika ternyata yang tertulis di kitab ini sesuai dengan kenyataan di alam semesta, bukankah cukup mudah untuk dilogikakan, bahwa yang mencantumkan di dalam kitab tersebut dengan yang menciptakan Alam semesta ini adalah sesuatu yang sama?
Yap. Dialah Allah subhanahu wa ta’ala. Tuhan yang menciptakan dan memiliki seisi alam, Tuhan yang menurunkan syariat Islam, sekaligus Tuhan yang patut untuk disembah. Maka, seharusnya tidak ada lagi alasan untuk meragukan siapa sosok yang paling berkuasa di jagad raya dunia ini.
Dari melihat ke langit, seharusnya keimanan kita semakin meninggi.
Dari memandangi Bumi, seharusnya keimanan kita semakin menghujam ke dalam dada.
Begitulah seharusnya orang-orang yang berakal.
Allahua’am bisshawab.
Referensi:
- Agus Haryo Sudarmojo. History of Earth: Menyingkap Keajaiban Bumi dalam Al Quran. 2013
- Penciptaan Alam Semesta
- Expanding Universe. Available from: http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/Astro/hubble.html
- Zaghlul R. El-Naggar. The Geological Concept of Mountains in The Holy Qur’an. 1992. Available from: http://themwl.org/downloads/The%20Geological%20Concept%20of%20Mountains%20in%20the%20Holy%20Quran.pdf
- The USGS Water Science School. How Much Water is There on, in, and above The Earth. Available from: https://water.usgs.gov/edu/earthhowmuch.html
Oleh:
Farah Vidiast – Mahasiswi FKUI 2014