- Metode eksperimen dalam mengevaluasi prosedur bedah yang baru atau kontroversial. Tracheotomy pada saat itu masih kontroversial dalam beberapa abad dan terus berlanjut sampai masa Ibn Zuhr. Untuk membantu menyelesaikan perdebatan, Ibn Zuhr melakukan eksperimen (eksperimen tersebut juga menjadi langkah untuk perkembangan experimental school di Baghdad). Setelah itu, para penulis pada abad 13 merekomendasikan tracheotomy (dengan perbaikan dan rincian lain) sebagai tatalaksana obstruksi jalan napas.
- Penekanan bahwa sangat pentingnya pengetahuan anatomi praktikal dan pelatihan yang memadai untuk calon ahli bedah. Ibn Zuhr mendesak bahwa hanya praktisi yang berlatih diseksi dan menguasai ilmu tersebut yang boleh melakukan intervensi operasi. Selain itu, beliau juga menekankan adanya program pelatihan yang terstruktur, memadai, dan disupervisi dengan baik untuk calon ahli bedah.
- Memperkaya ilmu pengetahuan bedah dengan menjelaskan banyak penyakit yang belum dijelaskan sebelumnya. Ibn Zuhr juga membuat klasifikasi penyakit sesuai dengan tatalaksana dan prognosisnya. Kecerdikan Ibn Zuhr dengan instrumen dan perencanaan tata laksana juga banyak ditunjukkan pada bukunya, yaitu Al-Tasyur. Ia memodifikasi instrumen bedah mata serta mendesain tube untuk orogastic feeding dan tube untuk rectal feeding.
Referensi:
http://muslimheritage.com/article/ibn-zuhr-and-progress-surgery
Artikel ini merupakan bagian dari Buletin Annaba Spesial Kedokteran Islam! Baca Selengkapnya di:
1 comment on “Peran Ibn Zuhr dalam Kemajuan Ilmu Bedah”