Notulensi INSIS FOR AKHWAT 1: Beauty Inside Out

بسم الله الرحمن الرحيم

“Beauty Inside Out”

Saviera Yunita, ST.

Apa definisi kecantikan dalam islam?

Cantik itu kalau dari sudut pandang Islam, ada 2 sisi. Seperti koin 2 sisi:

Pertama, cantik itu adalah ni’mat, karena Allah itu Maha Indah dan Allah mencintai keindahan. Di Surga nanti, pasti itu semua tempatnya yang baik-baik, tidak ada keburukan. Salah satu balasan yang dinantikan manusia di surga adalah bidadari, meskipun banyak struggle untuk bisa masuk Surga tapi balasannya bisa dapat bidadari (yang pastinya cantik).
Karakter bidadari di surga itu “baik dan cantik”. Ada kisah Rasulullah berkata pada seorang nenek, yang intinya: di Surga tidak ada nenek-nenek, nenek itu bingung mengira dirinya tidak akan masuk surga, ternyata maksud Rasulullah adalah di Surga nanti semua yang sudah tua (keriput) akan kembali muda dan cantik kembali.

Kedua, cantik itu ujian. Buktinya? Mari kita lihat melalui kisah berikut,
Kisah kecantikan Sarah (Istri Nabi Ibrahim): Saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim bersama Sarah berhijrah ke Mesir. Di Mesir itu ada raja yang “cabul” & suka mencari wanita cantik untuk melakukan hal sesuka dia. Konon sangking cantiknya Sarah, Raja tersebut sampai sangat berkeinginan terhadap Sarah. Sarah berdoa kepada Allah agar Raja tidak menyakiti Sarah, Allah pun mengabulkan keinginan Sarah. Itu sebuah kisah bahwa cantik itu juga jadi sebuah ujian, bahkan ujian itu juga dialami istri Nabi.

Kriteria kecantikan:
Cantik itu ada 2, yaitu cantik zhahir (yang terlihat) dan yang tidak terlihat.

Cantik zhahir
Allah menciptakan kita berbeda-beda, berbeda bahasa, warna kulit.
Itu adalah tanda kekuasaan Allah yang menggambarkan luasnya pengetahuan Allah. Ada yang warna kulit hitam, putih, dll.
Allah juga berfirman dalam surah at-Tin ayat 4:
“…sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Artinya, Allah tidak mematok bagaimana cantik dari segi fisik, yang penting intinya Allah sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.
Cantik itu “nggak harus putih, hidung mancung, dsb.”, tapi yang menjadi standar kecantikan adalah kesehatan yang Allah berikan. Ingatlah bahwa Kamu sudah diciptakan Allah dengan sebaik-baiknya. Syukuri apapun dari tubuhmu yang sudah Allah berikan padamu. Bayangkan betapa besarnya nikmat Allah untukmu. Jangan sampai merubah-rubah tubuhmu, padahal itu adalah ketetapan untukmu.
Jadi sebenarnya yang membentuk “standar kecantikan” itu adalah manusia itu sendiri. Ada yang bilang harus putih, mancung, dll. Padahal Allah tidak pernah tetapkan standar itu.

Kedua, cantik yang tidak terlihat.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).
Ngapain Allah memandang dari harta dan rupa, toh semuanya Allah yang kasih. Tapi, yang Allah perhatikan adalah hati dan amal kalian. Allah sama sekali tidak melihat bagaimana kulit kita lah, brand baju kita lah, tapi Allah mengawasi hati dan amal kalian. Jadi yang seharusnya lebih diperhatikan adalah aspek “hati dan amal” agar kita bisa “cantik” di mata Allah karena
dua hal itu yang senantiasa diawasi oleh Allah.

Ada kecantikan yang bisa dilihat oleh orang buta sekalipun, apa itu? Akhlak. Orang yang cantik akhlaknya, orang-orang di sekitarnya juga akan nyaman dan bisa merasakan betapa “cantik” diri kita.

Bagaimana cara kita bisa memiliki inner beauty alias hati yang baik?

Belajar!
Belajar bagaimana, sih, cantik hati itu, bagaimana akhlak yang baik. Bagaimana kita tahu akhlak yang baik kalo kita tidak belajar? Masa, mau beli skincare yang cuma buat cantik fisik aja? Tapi buat jadi cantik hati nggak belajar. Jadi, harus usaha dengan belajar. Ilmu itu didapatkan dengan belajar.

Dibiasakan!
Ada ungkapan “fake it, till you make it
Tidak apa-apa awalnya dipaksakan, karena kita sedang menuju kebaikan. Harus bersikap bijaksana dalam membiasakan itu. Bagaimana supaya bisa sabar? Ya, disabar-sabarin dulu. Bagaimana supaya akhlaknya baik? Ya, paksakan baik. Jadi, kalau mau cantik inside-out, ya… “dicantik-cantikin”. Ini adalah praktik setelah tadi pertama kita belajar.

Apa pentingnya menjaga akhlak dan adab sebagai wanita muslimah dalam kehidupan sehari-hari?

Penting bagi semua orang secara umum, siapa pun itu. Orang-orang akan respek kalau kita memiliki akhlak dan adab yang baik. Salah satu tujuan Rasulullah diutus adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Jadi, akhlak dan adab menjadi sangat penting, itu adalah nilai yang bisa dipahami oleh semua orang. Orang non-muslim pun memperhatikan itu. Apalagi Muslim, seharusnya bisa memancarkan adab dan akhlak yang baik.

Seperti apa akhlak dan adab wanita muslimah yang dapat memancarkan kecantikan dan keanggunan?

Coba dengarkan kajian adab-adab muslimah, fiqh Akhlak, dll.
Coba dengarkan di Youtube kajian Ustadz Aris Munandar. Judulnya Fiqh Berdandan.

Link kajian:
https://youtu.be/iY8dEfXSY1M (Part 1: Bolehnya Berhias)
https://youtu.be/Wf_spXFuIkU (Part 2: Wanita Muslimah didepan Wanita Non Muslim)
https://youtu.be/Z2-kMvupMiM (Part: Perhiasan yang Boleh Ditampakan )
https://youtu.be/Tb4hsFAarvM (Part 4: Membuka Aurat di Depan Mahram)
https://youtu.be/a3EfVJs78f4 (Part 5: Aturan Umum dalam Berdandan)

Coba juga baca buku “Cantik dalam Perspektif Islam” ditulis oleh Ustadz Abu Ihsan al-Atsari dan Ummu Ihsan. Di situ ada kriteria-kriteria adab dan akhlak.

Ada juga kajian di Youtube: Mushala Al-Ikhlas Sendowo. Judul: Karakter Wanita Muslimah.
Link:
https://youtu.be/cp1hV0wBmAY (Lihat juga part-part berikutnya)

Kajian-kajian itu membahas kitab-kitab ulama terkait “kecantikan muslimah sesungguhnya”.
Rata-rata ulama memulai bukunya dengan “wanita yang tidak berbuat kesyirikan (wanita yang bertauhid), taat kepada suaminya, menjunjung sifat malu, berhias dengan ilmu, tidak mengundang aurat, dll.

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik- baik perhiasan adalah wanita shalihah” (HR. Muslim).
Lihatlah bahwa Rasulullah tidak sebutkan perempuan cantik, tapi perempuan sholihah.
Bagaimana cara mengetahuinya? Tadi, belajar! Tonton kajian atau baca buku yang membahas hal tersebut.

Bagaimana cara kita menghadapi keinginan untuk mengumbar kecantikan fisik di media sosial dan tetap memiliki rasa malu?

Sebagai perempuan harus menyadari pentingnya rasa malu. Malu itu menjadi salah satu perhiasan wanita shalihah. Semakin dia pemalu, semakin dia terkesan cantik dan sholihah.
Umumnya, laki-laki pasti akan memilih wanita yang lebih terjaga dan tertutup. Manusia itu khusus dianugerah kan rasa malu oleh Allah, apakah manusia mau diturunkan derajatnya dengan menanggalkan rasa malunya? Tentu tidak, ‘kan.

Cari tahu sendiri dulu bagaimana malu itu dalam Islam.
Apabila tergoda untuk posting foto, coba buat penilaian pribadi:
● Apakah penting di-post?
● Bermanfaat atau tidak? (manfaat buat kamu atau orang lain nggak? Memangnya kalau kamu tidak upload, orang lain akan dirugikan? Nggak, kan?)
● Berpahala nggak?
● Sepadan apa nggak?
● Apa risikonya?

Jawab assessment itu sendiri kalo kamu tergoda untuk posting foto cantikmu.

Bagaimana cara kita menghadapi rasa insecure dengan standar kecantikan generasi saat ini yang lebih mengutamakan kecantikan fisik?

Ingat kembali kalo kita sudah diciptakan sebaik-baiknya. Yang menciptakan kita itu Allah, Rabb semesta alam. Ini kita bicara secara umum (bukan ngomongin orang yang diuji kecacatan fisik, itu ujian beda lagi). Di sini ‘kan kita sudah dikaruniai tubuh lengkap.
Apa, sih, yang buat insecure? Kalo saya merasa insecure dengan sebab tertentu, berarti saya juga menilai orang dengan alasan itu. Misal, “kok dia enak banget ya hidupnya, kok dia bisa S2, kok dia kaya, kok dia langsing, dll.”.
Itu muncul karena kamu sendiri yang menetapkan standar itu. Kamu menilai orang dari apa yang mereka punya secara materi. Padahal,
seharusnya kita menilai orang dari segi amal dan hati.
Insecure yang boleh itu “Wah, masyaAllah dia Qonaah, Shalihah, sedekahnya banyak, dll.”.
Itu bisa buat kita terinspirasi.
Bisa juga, sih, kalau mau insecure soal fisik, misal “oh, dia tubuhnya sehat dan ideal. wajahnya terlihat sehat, ah aku jadi terinspirasi untuk menjaga tubuhku juga sebagai bagian dari caraku bersyukur atas tubuh yang Allah berikan padaku”.
It’s okay to have fear and insecure. Tapiiii, kalau mau insecure, ya, insecure bukan dalam hal fisik yang malah bikin nggak bersyukur. Tapi dalam hal kebaikan hati dan lain lain, yang intinya bisa merubah diri kita menjadi lebih baik bukan menjadi tidak bersyukur.

Kembali lagi ke standar yang ditetapkan oleh agama. Ingat, betapa nikmat Allah kepadamu, lihat juga bahwa ada orang yang tidak seberuntung kamu. Misal, ada orang cantik luar biasa, tapi seminggu 3 kali dia harus cuci darah. Pilih mana? Tentu pilih sehat, kan?
Ubah itu jadi perasaan positif yang membuatmu menjadi lebih bersyukur dan positif.

Tak terasa kita sudah 17 hari menjelang Ramadhan, adakah tips bagi teman-teman muslimah untuk menyambut ramadhan dengan hati yang lebih baik dan bersih?

Belajar
. Tonton kajian-kajian, baca buku.

Rekomendasi: bit.ly/tamanhikmahramadhan
https://drive.google.com/file/d/1FJ1fbLjbLTo3rAcdo0zObeDkhOzsbmfJ/view?usp=sharing
Buku Ustadz Abduh Tuasikal, dll.

Insya Allah dengan belajar, tidak hanya menambah wawasan tetapi kita juga bisa melapangkan hati kita.
Dengan belajar, akan terbuka banyak pintu kebaikan hati yang bersih, mengetahui cara beramal, manajemen hati, perasaan, dan masih banyak lagi yang bisa didapat dengan belajar.

Biro Media Center & Departemen Keputrian FSI BEM IKM FKUI 2021

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *