Memperhatikan Nilai Islam dalam Olahraga

Olahraga itu penting bagi kesehatan, namun sebagai muslim kita tetap harus memperhatikan nilai dan aturan Islam dalam berolahraga. Yuk perhatikan 7 hal ini!

 

 

Dewasa ini berbagai penyakit muncul tidak hanya kepada orang berusia lanjut saja. Tak jarang kita jumpai orang berusia muda terkena berbagai penyakit. Salah satu faktor yang sering menimbulkan penyakit ialah gaya hidup yang tidak sehat termasuk kurangnya berolahraga. Islam mengajarkan manusia untuk menjadi sosok yang kuat sesuai hadist berikut ini.

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu Rasulullah SAW bersabda “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah. [HR. Muslim].

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim seharusnya kita menjaga kesehatan dan kekuatan fisik kita dengan berolahraga. Nah, tentunya ada banyak jenis olahraga dalam kehidupan kita. Bagaimana agar olahraga yang kita lakukan tetap memperhatikan nilai yang islami?

  1. Adab Berpakaian (Menutup Aurat, Berpakaian Tidak Ketat dan Tidak Transparan)

Olahraga ialah aktivitas yang membutuhkan banyak gerakan sehingga orang-orang cenderung untuk menggunakan pakaian yang tidak membatasi gerak tubuh. Namun sebagai seorang Muslim, kita jangan sampai melupakan perintah agama untuk menutup aurat. Mungkin terkadang seorang wanita akan merasa sedikit canggung pada saat berolahraga dan berenang dengan menggunakan jilbab. Tetapi yakinlah dengan ketentuan dan syariat Islam yang sudah ditetapkan untuk selalu menjaga aurat kita. Insya Allah kita akan semakin istiqamah dalam berjilbab dan lama kelamaan pun akan semakin terbiasa.

Selain wanita, pria juga tentunya wajib menutup aurat. Masih banyak pria muslim kita temukan berolahraga menggunakan celana pendek di atas lutut. Padahal hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan celana panjang atau dengan menutup lutut menggunakan kain penutup lutut.

  1. Memperhatikan Jarak Antara Pria dan Wanita

Seorang muslim tentunya tetap harus menjaga jarak dengan lawan jenis ketika berolahraga. Hal yang harus diingat dalam berolahraga yaitu tidak berinteraksi secara berlebihan (misalnya berpelukan ketika memenangkan perlombaan), bergandengan ketika berjalan bersama, dll.

  1. Menjunjung Kejujuran dan Sportivitas

Islam tidak pernah mengajarkan berbuat curang atau melakukan cara yang tidak dibenarkan untuk mencapai kemenangan. Sebaliknya, Islam menjunjung tinggi nilai kejujuran dan saling menghargai untuk mencapai keridhoan Allah dalam setiap perbuatan.

  1. Tidak Menyakiti dengan Sengaja

Islam selalu mengajarkan penganutnya untuk tidak menyakiti orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

“Barang siapa lewat dengan membawa panah di masjid atau pasar kita, maka hendaklah dipegang ujung panahnya dengan tangannya agar tidak melukai seorang muslim.” [HR Bukhari] 

  1. Menjauhkan Diri dari Perjudian

Olahraga banyak disalahgunakan sebagai ajang untuk bertaruh. Padahal Islam telah melarang perjudian. Larangan ini terdapat pada Q.S. Al-Maidah ayat 90 berikut ini.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 90)
Maka dari itu, perbuatan judi, misalnya sesama penonton perlombaan yang bertaruh untuk pertandingan sepak bola, harus dihindari. Akan tetapi, ada juga taruhan yang diperbolehkan. “Tidak ada taruhan dalam lomba kecuali dalam perlombaan memanah, pacuan unta, dan pacuan kuda.” (HR. Tirmidzi no. 1700, An Nasai no. 3585, Abu Daud no. 2574, Ibnu Majah no. 2878. Dinilai shahih oleh Syaikh Al Albani)
Taruhan yang diperbolehkan ini yaitu taruhan diantara dua peserta lomba. Contohnya, salah satunya mengatakan, “Kalau kamu mengalahkanku dalam lomba memanah, maka aku berkewajiban memberimu Rp.100.000”.
  1. Memperhatikan Waktu Shalat

Olahraga sebagai hobi yang menyenangkan bisa saja membuat seorang Muslim terlena sehingga lalai dalam Shalat yang menjadi kewajibannya. Maka perlu adanya antisipasi dan benteng dari diri sendiri untuk mengatur waktu olahraga agar kewajiban ibadah tidak dilalaikan. Hal yang bisa dilakukan misalnya memulai olahraga setelah sholat terlebih dahulu.

  1. Tidak Menimbulkan Kegaduhan atau Kerusuhan

Dalam berolahraga kita tidak boleh mengganggu ketenangan masyarakat sekitar. Untuk itu, sebaiknya kita lakukan olahraga pada tempatnya, seperti tidak bermain futsal di jalan raya agar tidak mengganggu ketertiban, tidak berolahraga panah di halaman rumah agar tidak membahayakan tetangga, tidak berkuda di halaman orang lain, dll.

Pentingnya menjaga diri dari mengganggu orang lain ini disabdakan oleh Rasulullah SAW.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya”. [HR Bukhari]

 

***

 

Nah saudara semuslim semua, ayo kita rajin berolahraga karena Islam juga menganjurkan setiap Muslim untuk memiliki fisik yang kuat. Terlebih lagi, kesehatan ialah nikmat kedua setelah keimanan sehingga harus kita jaga sebaik-baiknya. Agar olahraga kita terhindar dari perbuatan dosa dan mencapai ridho Allah, kita harus memperhatikan hal-hal yang telah diuraikan di atas. Bagaimana? Siap untuk berolahraga sesuai syariat Islam?

 

 

Referensi

Penulis: Fenti Erlianti-Mahasiswa FKUI 2014

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *