Saudah binti Zammah adalah wanita pertama yang dinikahi oleh Nabi SAW sepeninggal Khadijah r.a dan hidup bersama Nabi SAW selama 3 tahun hingga beliau berumah tangga bersama Aisyah r.a.
Ketika itu, Saudah adalah seorang janda dari Sakran bin Amr, yang juga turut masuk Islam dan membaiat Rasulullah. Setelah suami Saudah meninggal, Khaulah binti Hakim datang kepada Rasulullah dan menanyakan kepada beliau apakah b
eliau bersedia menikah dengan Saudah dan beliau pun bersedia.
Khaulah pun meminang Saudah untuk Rasulullah dan disambut oleh ayah dari Saudah. Selanjutnya, Rasulullah pun datang dan menikahi Saudah. Dari Ibnu Abbas diceritakan bahwa ketika Rasulullah meminang Saudah, Saudah telah memiliki lima atau enam anak yang masih kecil. Saudah meminta Rasulullah agar dapat mendampingi Rasulullah.
Pernikahan Rasulullah SAW dengan Saudah terjadi pada bulan Ramadhan tahun kesepuluh kenabian, setelah wafatnya Khadijah r.a di Maakah. Rasulullah pun kemudian mengajak Saudah untuk berhijrah ke Madinah. Ketika bersama Saudah, turunlah ayat tentang berhijab karena istri-istri Rasulullah keluar pada malam hari menuju dataran tinggi di bukit-bukit.
Saudah merupakan istri dari Rasulullah yang dikenal sebagai orang yang suka bersedekah. Pernah suatu ketika Umar bin Khattab mengirimkan sekarung dirham kepadanya. Saudah bertanya, “Apa ini?”. Mereka berkata, “Dirham yang banyak.” Kemudian Saudah berkata, “Dalam katung seperti setandang kurma, wahai jariyah, yakinkan diriku.” Saudah pun membagi-bagikan dirham tersebut.
Aisyah r.a berkata, dalam riwayat HR Syaikhain dan Nasai, “Bahwa sebagian isteri-isteri Nabi SAW berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang paling cepat menyusulmu?” Nabi SAW menjawab, “Yang terpanjang tangannya di antara kalian.” Kemudian mereka mengambil tongkat untuk mengukur tangan mereka. Ternyata, Saudah adalah orang yang terpanjang tangannya di antara mereka. Kemudian kami mengetahui, bahwa maksud dari panjang tanganya adalah suka sedekah. Saudah memang suka memberi sedekah dan dia yang paling cepat menyusul Rasulullah di antara kami.”
Selain itu, Saudah memiliki akhlak yang terpuji. Aisyah r.a berkata, “Tiada seorang pun yang lebih aku kagumi tentang perilakunya selain Saudah binti Zam’ah yang sungguh hebat.” Setelah Aisyah r.a datang, Saudah mengetahui kedudukan Aisyah di mata Rasulullah SAW. Maka dengan penuh kerelaan, ia berikan harinya kepada Aisyah.
Semasa hidupnya, Saudah meriwayatkan sekitar lima hadits dari Rasulullah SAW. Dan beberapa sahabat turut meriwayatkan darinya seperti, Abdullah bin Abbas, Yahya bin Abdullah bin Abdurrahman bin Sa’ad bin Zarah Al-Anshari. Abu Daud dan Nasa’i juga menggunakan periwayatan darinya.
Saudah wafat di Madinah pada bulan Syawal tahun 54, pada masa kekhalifahan Muawiyah. Ketika mendengar Saudah meninggal dunia Ibnu Abbas bersujud. “Rasulullah SAW berkata, bila kau melihat suatu ayat, maka bersujudlah kalian, dan ayat yang paling agung daripada emas adalah para istri Nabi SAW,” kata Ibnu Abbas.
Masya Allah, betapa mulia dan terpujinya Saudah. Ia telah mencontohkan bagaimana ridhonya saat hidup bersama Nabi SAW, gemar bersedekah, dan hatinya senantiasa dipenuhi Iman kepada Allah SAW. [RNA]
Sumber :
1. http://www.sunnah.org/history/Sahaba/Indon/saudah.html
2. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/06/20/ln36pq-wanitawanita-terkemuka-saudah-binti-zamah-wanita-yang-gemar-sedekah