
Grand Launching Inspirasi Islam Sore FSI FKUI
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Masih ingatkah kamu dengan langkah awal yang kita lalui di Grand Launching Inspirasi Islam Sore beberapa hari yang lalu?
Untuk membantu mengingatkan kembali apa yang telah kita dapatkan kemarin, FSI sudah menghadirkan notulensi ini spesial untukmu.
Yuk, kita baca selengkapnya notulensi di bawah ini.
—————————–
Ilmu: Didatangi, Bukan Mendatangi
Ust. Bachtiar Nasir, Lc. MM.
KC 201 RIK UI, 30 Maret 2017
Ilmu didefinisikan sebagai “mengetahui sesuatu berdasarkan hakikat dengan pengetahuan yang sebenarnya.” Dalam Islam, dikenal beberapa istilah ilmu, seperti: (1) ilmu syar’i yang diturunkan oleh Allah yang berisi petunjuk dan hidayah; (2) ilmu al mu’tasabah yang didapat dengan mencari dan membaca sumber ilmunya; serta (3) ilmu laduni yang hanya diberikan kepada orang tertentu oleh Allah.
Ilmu adalah substansi yang paling mendasar dalam Islam. Hal ini dapat terlihat dari Islam yang berlandaskan pada ilmu, serta menolak segala bentuk kesesatan dan khurafat. Bahkan, hakikat diturunkannya Nabi ke dunia adalah menyampaikan ilmu.
Seorang muslim sepatutnya merasa penting untuk memiliki ilmu. Al Quran, sebagai kitab suci umat Islam, diturunkan dengan diawali kalimat “Iqra bismirabbikalladzii khalaq“, yang secara tidak langsung memiliki makna “bacalah dengan niat meninggikan nama Tuhanmu, karena Dia sudah menciptakan kamu.” Selain itu, ilmu juga adalah warisan para nabi, karena mereka tidak berjuang dan mewariskan dinar dan dirham, namun ilmu. Maka, sebagai landasan dari Islam, seorang muslim sudah sepatutnya memiliki ghirah untuk terus menuntut Ilmu, karena siapa yang menuntut Ilmu, ia akan mengambil bagian yang banyak dari warisan para nabi.
Seseorang yang berilmu akan merasakan betapa nikmatnya mencari ilmu, karena orang-orang yang berilmu mendapatkan banyak keutamaan. Orang yang berilmu akan sangat bersemangat tidak saja dalam mencari ilmu, namun juga dalam membagikan ilmunya. Orang yang berilmu juga lebih mulia. Selain itu, orang yang berilmu lebih mudah mendapatkan hidayah dibandingkan orang yang tak berilmu. Orang yang berilmu juga akan mendapatkan penjagaan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam mencari ilmu, kita harus memperhatikan bagaimana tingkah laku dan perbuatan para pencari ilmu. Imam Abu Hanifah mengatakan, “Aku lebih suka membaca biografi pencari ilmu dibandingkan fiqh.” Dari mereka, kita dapat melihat betapa mencari ilmu bukan sesuatu yang didapat tanpa pengorbanan. Dibutuhkan kesabaran dan pengorbanan dalam mendatangi ilmu, sebagaimana Imam Bukhari yang berjalan jauh dari daerah asalnya di Bukhara ke Baghdad dan tempat-tempat lainnya. Selain itu, etika dalam mencari ilmu juga tidak kalah penting. Kita harus mengingat betapa Ibnu Abbas, meskipun seorang ahlul bait, tetap menundukkan dirinya dihadapan seorang guru yang ia ingin ambil ilmunya.
Dalam mencari ilmu, kita tidak boleh mendasarkan sesuatu hanya berdasarkan logika dan prasangka saja. Ilmu itu adalah qaalallah wa qaalarrasul [apa yang dikatakan Allah dan apa yang dikatakan Rasul], sementara prasangka tidak dapat menjadi dasar kebenaran. Mendasarkan ilmu pada prasangka akan dapat menjerumuskan seseorang dalam kemusyrikan, sebagaimana yang kita temukan pada kaum Bani Israil yang diuji dengan kehadiran Nabi Isa yang tanpa bapak. Sebaliknya, kita harus lebih banyak mendengar, melihat, dan berbicara dalam mencari ilmu. Oleh karena itu, telinga, mata, dan mulut adalah instrumen yang sangat penting bagi para pencari ilmu.
Bukan tidak mungkin, dalam mencari ilmu kita akan tergelincir dalam gangguan jin dan syaithan melalui berbagai keinginan yang muncul, seperti mengambil keuntungan dari ilmu tersebut dengan jalan yang tidak benar. Oleh karena itu, jika ada suatu keinginan lain yang merasuk pada saat kita mencari ilmu, kita harus menjaga diri kita agar tidak mengikuti keinginan lain tersebut dan kembali kepada ayat-ayat Allah subhanahu wa ta’ala.
—————————–
Nah, sekian notulensi Grand Launching INSIS kali ini.
Semoga bekal dan ilmu yang kita dapatkan kemarin mengokohkan langkah dan semangat kita untuk tanpa henti menuntut ilmu kedepannya, ya, Sahabat!
Aamiin.