Hijrah tentunya bukanlah suatu istilah yang asing bagi kita. Mungkin kita tahu sebagai peristiwa penting dalam Islam sebagaimana yang dilakukan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Tidak hanya itu, hijrah sejatinya adalah suatu perjalanan hidup yang harus dilaksanakan seorang muslim. Sederhananya, kita sebut saja dengan moving on. Wah, apalagi tuh? Jadi, apa itu hijrah? Lalu, mengapa kita harus berhijrah?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, hijrah, bukanlah sembarang perpindahan tempat ataupun perubahan sikap. Ada dua bentuk hijrah. Hijrah makaniyah adalah hijrah yang dilakukan dengan meninggalkan lokasi yang kita tempati saat ini ke lokasi lain dengan tujuan menyelamatkan kelangsungan diri dan agama kita. Contohnya adalah hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.
Selain itu, terdapat pula hijrah maknawiyah, di mana kita berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan kata lain, usaha meninggalkan segala kemaksiatan dan melakukan segala ketaatan. Hijrah maknawiyah ini bersifat fardhu ‘ain, yang berarti setiap muslim berkewajiban untuk itu. Sehingga, hijrah merupakan suatu proses yang harus dilalui. Oleh karena itu, sekarang sudah mengertikan kenapa kita sebut sebagai moving on?
Untuk melaksanakan hijrah maknawiyah, ada dua hal yang harus kita lakukan; jihad dan niat.
Jihad, atau berusaha secara bersungguh sungguh, adalah sesuatu yang mau tak mau harus kita lakukan dalam berhijrah. Mengapa? Mustahil bagi seseorang untuk meninggalkan kemaksiatan dan berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik tanpa berjuang dan mengeluarkan tenaga sedikit pun. Apalagi, dalam berhijrah menuju pribadi yang lebih baik, akan ada banyak godaan yang timbul dari luar, seperti setan, dan dalam diri, seperti hawa nafsu.
Niat juga merupakan suatu unsur yang penting dalam hijrah, karena dari niatlah diketahui apa yang dilakukan seseorang dan tujuannya melakukan hal tersebut. Niat pulalah yang membedakan hijrahnya Rasul ﷺ dengan transmigrasi. Tentunya, kita harus niatkan hijrah kita karena Allah.
“Sesungguhnya amal bergantung pada niat; dan sesungguhnya tidaklah bagi setiap orang kecuali apa yang telah diniatkannya. Siapa yang hijrahnya bertujuan pada Allah dan rasul-Nya, hijrahnya tersebut akan bertujuan pada Allah dan rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mengharap dunia atau wanita yang hendak dinikahinya, maka ke sanalah hijrahnya ditujukan” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
Lalu, kenapa sih harus hijrah? Kita harus ingat tujuan kita diciptakan di dunia ini. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Allah subhanahu wata’ala akan memberikan ganjaran yang besar bagi orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah [2] : 218)
Kalau begitu, apakah kita harus menjadi manusia yang sempurna dan ideal dalam beribadah dan juga berakhlak ke sesama manusia? Siapa yang pantas berhijrah? Apakah saya pantas? Lantas, kapan mau hijrah?
Penasaran lanjutannya? Ingin membaca sirah nabawiyah tenang hijrah Rasulullah ke Madinah? Buka selengkapnya di :