Adab Makan dan Minum

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Alhamdulillah, pada waktu yang in syaa Allah diberkahi Allah ini, karenanya kita disempatkan untuk membaca beberapa paragraf yang mudah-mudahan dapat menjadi pengingat dan penjaga bagi kita semua.

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” [Al-Anbiya (21): 107]

Seperti yang kita tahu, Al-Quran merupakan pedoman, sumber hukum tertinggi bagi kita semua, seluruh umat Muslim. Dimana di dalamnya Allah telah mengatur segala sesuatu mengenai kehidupan kita di dunia ini, dimulai dari sendi-sendi kehidupan terkecil, hingga berhubungan dengan sesama manusia, kepada sesama makhluk Allah yang lainnya, dan terutama kepada Allah.

Selayaknya 5 sila dalam Pancasila yang dijadikan pedoman dasar dalam bernegara, Al-Quran pun menjadi dasar untuk kita dalam berperilaku. Selayaknya UUD NKRI 1945 yang menjadi dasar sebagai bentuk pengejawantahan Pancasila, As-Sunnah pun menjadi penjabaran dari Al-Quran mengenai hal-hal yang harus dan tidak harus dilakukan oleh setiap Muslim.

Aisyah radhiallahu ‘anha pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw., maka beliau pun menjawab “Akhlak beliau adalah (melaksanakan seluruh yang ada dalam) Al-Qur’an” [HR. Muslim]

Menerapkan Islam di kehidupan sehari-hari tentunya akan terlihat dari akhlak kita. Akhlak yang seperti apa yang sesuai dengan syariat Islam? Yaitu seperti akhlak Rasulullah yang seyogyanya adalah akhlak Al-Quran. Selain akhlak yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, ada lagi hal yang patut kita teladani dari beliau dalam menerapkan syariat Islam di kehidupan sehari-hari, yaitu adab. Baik adab dalam berbicara, adab dalam bercanda, adab makan dan minum, dan lain sebagainya, dimana semua itu telah ada dalam sunnah-sunnah Rasul.

Sendi-sendi kehidupan terkecil sangatlah banyak, oleh karena itu kita tidak dapat membahasnya hanya dalam satu tulisan saja. Untuk itu, pada tuisan ini akan dibahas penerapan syariat Islam pada salah satu sendi kehidupan, yaitu makan dan minum.

“You are what you eat.”

Itulah pepatah yang seringkali kita dengar, dimana jika kita pahami maksud dari kalimat tersebut, maknanya sangatlah dalam.

Makan dan minum merupakan kegiatan sehari-hari yang pasti kita lakukan setiap harinya. Namun, tidak jarang di antara kita yang kurang memerhatikan adab-adab makan dan minum yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Terutama bagi kita, Mahasiswa Kedokteran, yang (katanya) super sibuk, baik di sibuk di bidang akademik maupun non-akademik. Karena saking sibuknya, sampai-sampai lupa berdoa dulu sebelum makan. Atau bahkan karena terburu-buru mengejar kelas praktikum, kehausan di tengah jalan karena setelah sarapan belum minum akhirnya minum sambil berlari, pakai tangan kiri pula. Subhanallah.. mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari perilaku yang sedemikian rupa. Aamiin.

Agar makanan dan minuman yang kita konsumsi ini senantiasa menjadi rezeki yang berkah yang telah Allah berikan, maka langsung saja kita bahas adab-adab makan dan minum yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW:

 Tidak Meragukan Makanan dan Minuman yang akan Dikonsumsi

Dari Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah SAW dan kesayangannya r.a., ia berkata: “Aku telah hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” [HR. At-Tirmidzi dan An-Nasâ`i. Di-hasan-shahîh-kan oleh At-Tirmidzi]

Sementara dalam riwayat lainnya,

“Karena sesungguhnya kebaikan adalah ketentraman dan keburukan adalah keraguan.” [diriwayatkan oleh Ibnu Hibban]

Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Halal lagi Baik

“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya.” [Al-Maidah (5): 88]

Tidak hanya halal, kita sebagai umat Muslim yang taat juga harus mengonsumsi makanan yang baik. Yang seperti apa? Yaitu yang tidak menyebabkan sakit pada tubuh kita. Seperti misalnya pada pasien hiperkolesterolemia tidak boleh memakan kuning telur. Bukan berarti ia haram memakan telur, akan tetapi kuning telur tidaklah baik untuk (kesehatan)-nya.

Mencuci Tangan Sebelum dan Setelah Makan

Adab dalam mencuci tangan memang kurang begitu dijelaskan dalam berbagai sumber. Namun, alangkah baiknya apabila kita, terutama sebagai calon-calon tenaga kesehatan, melakukannya sebelum dan setelah makan agar makanan yang kita konsumsi terjaga kebersihannya. Selain itu, kebersihan juga merupakan sebagian dari iman (HR Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi).

Meski belum terdapat keterangan lebih lanjut, Imam Maliki merinci hal ini sebagaimana beliau berpendapat bahwa kita dianjurkan untuk cuci tangan sebelum makan jika terdapat kotoran di tangan kita.

Tidak Mencela Makanan

“Rosulullah -sholallahu ‘alaihi wasallam- tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau mau maka beliau memakannya, dan jika tidak maka beliau meninggalkannya.” [HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi]

Menyebut Nama Allah Sebelum Makan dan Memuji Allah Setelah Makan

“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” [HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi]

Selain membaca basmalah sebelum makan, kita juga hendaknya membaca hamdalah setelah selesai makan dan minum.

Makan dan Minum dengan Tangan Kanan

“Jika salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan menggunakan tangan kanan, dan jika ia minum, maka minumlah dengan menggunakan tangan kanan, karena sesungguhnya setan itu makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri.” [HR. Muslim No. 2020]

Tidak Makan dan Minum Sambil Berdiri

Dari Abu Said Al-Khudri r.a, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri. [HR. Muslim No. 2025]

Selain itu, Rasulullah SAW juga menganalogikan orang yang minum sambil berdiri:

Dari Abu Hurairah r.a, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat seorang lelaki minum sambil berdiri, kemudian bersabda, “Muntahkanlah.” Ia berkata, “Kenapa?” Beliau bersabda, “Apakah kamu suka minum bersama seekor kucing?” Ia menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya ikut minum bersama kamu sesuatu yang lebih buruk dari seekor kucing, yaitu setan.” [HR. Ahmad No. 7990 dan Ad-Darimi No. 2052, lihat As-Silsilah Ash-Shahihah No. 175]

Nah, dari kasus sebelumnya sudah sedikit tercerahkan ya, bahwa makan sambil berdiri saja dilarang, apalagi sambil berlari.

Tidak Makan sambil Bersandar

“Aku tidak makan dalam keadaan bersandar.” [HR. Bukhari No. 5399]

Larangan makan sambil bersandar ini mencegah kita dari sifat rakus atau makan hingga perut kita penuh.

Anjuran Makan dengan Tiga Jari, Menjilatinya Setelah Makan, dan Mengambil Kembali Makanan yang Jatuh

Dari Ka’ab bin Malik dari bapaknya beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” [HR. Muslim no. 2032 dan lainnya]

Makan dengan tiga jari ini hanya berlaku apabila makanan yang kita konsumsi memang memungkinkan untuk kita menggunakan tiga jari.

Selain itu, Rasulullah juga bersabda dalam riwayat lain:

“Sesungguhnya setan bersama kalian dalam segala keadaan, sampai-sampai setan bersama kalian pada saat makan. Oleh karena itu jika makanan kalian jatuh ke lantai maka kotorannya hendaknya dibersihkan kemudian dimakan dan jangan dibiarkan untuk setan. Jika sudah selesai makan maka hendaknya jari jemari dijilati karena tidak diketahui di bagian manakah makanan tersebut terdapat berkah.” [HR. Muslim No. 2033 dan Ahmad No. 14218]

Anjuran Makan dari Pinggir Piring

Diriwayatkan dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi SAW bersabda, “Jika kalian makan, maka janganlah makan dari bagian tengah piring, akan tetapi hendaknya makan dari pinggir piring. Karena keberkahan makanan itu turun dibagian tengah makanan.” [HR. Abu Dawud No. 3772, Ahmad No. 2435, Ibnu Majah No. 3277 dan At-Tirmidzi No. 1805. Di-hasan-shahih-kan oleh At-Tirmidzi]

Aturan 1 per 3

“Tidak ada bejana (kantong) yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” [HR. Ahmad IV/132, Ibnu Majah No. 3349, Al-Hakim IV/ 121, lihat Irwaa-ul Ghaliil No. 1983]

 

Sekian pembahasan mengenai adab-adab makan dan minum sebagai salah satu bentuk penerapan syariat Islam dalam sendi-sendi kehidupan terkecil. Barakallahu fii kum.

Wallahu a’lam. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

 

Referensi:

1 2 3 4 5 6 7 8 9

 

Oleh:

Sayyidatul Azizah – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2015

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *